BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM),
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kebenaran, dimana di
dalamnya terkandung ilmu: matematika, logika, retorika, etika, politik, ekonomi
dan estetika. Dengan kata lain filsafat itu menyelidiki sebab dan azas
tentang segala sesuatu.
Berdasarkan atas pendapat diatas
maka sangat jelas sekali bahwa filsafat merupakan hasil dari pemikiran dan
perenungan manusia dan merupakan wadah dari segala sumber ilmu, yang mana
didalamnya membahas atau mempelajari sebab dan akibat dari segala sesuatunya
yang di kupas secara mendalam dan merupakan upaya untuk mempelajari dan
mengungkapkan pengembaraan manusia di dunia.
Manusia merupakan Objek dari
filsafat. Masyarakat yang merupakan Kumpulan sekian banyak manusia atau
individu besar ataupun kecil yang diikat oleh adat istiadat, suku bahkan ras
yang hidup secara berdampingan. Sudah menjadi hal yang tak bisa disangkal lagi
bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, mereka selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain baik itu berupa bantuan materi maupun
bantuan yang berupa jasa.
Manusia berkelompok mulai dari
yang terkecil sampai ke yang terbesar mulai dari satu kelompok, suku,pulau,
bangsa, negara bahkan mendunia. Sebenanya dalam satu kelompok,
masyarakat itu memiliki banyak kesamaan dan perbedaan, baik itu dalam hal
kebiasaan,adat budaya dan sebagainya. Apalagi negara Indonesia yang kaya yang
terdiri dari beribu-ribu pulau yang mempunyai keanegaragaman budaya yang
berkembang dan sangat dominan . Dimana kebudayaan-kebudayaan itu menjadikan
negara Indonesia negara yang sangat kaya.
Bersamaan dengan berkembangan budaya
yang ada didunia, bersama itu pula Ilmu pengetahuan mengalami pekembangan.
Karena setiap perkembangan yang terjadi itu tidak lepas dari pemahaman manusia
yang mengalami perkembangan dan perubahan menuju kebudayaan yang lebih baik
lagi. Perkembangan Budaya yang sangat cepat ini akan mengundang orang-orang
yang fanatik terhadap kebudayaan untuk menghentikannya.
Dengan kata lain, tekhnologi
merupakan jembatan ampuh antara kebudayaan, suku, dan bangsa.
B.
Identifikasi Masalah
Dalam
Penulisan makalah ini kamai akan mencoba mengkaji dan membahas tentang ilmu dan
kebudayaan dengan identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Definisi
ilmu dan kebudayaan
2. Hubungan
Ilmu dan Kebudayaan
3. Peranan
Ilmu terhadap pengembangan Kebudayaan.
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Mata Kuliah
Filsafat Ilmu dan untuk :
1. Mengetahui
definisi dari ilmu dan pengetahuan
2. Mengetahui
hubungan Ilmu dan kebudayaan
3. Mengetahui
peranan ilmu terhadap pengembangan Kebudayaan
D.
Batasan Masalah
Penulisan
membatasi masalah dalam makalah ini pada : Ilmu dan Kebudayaan
E.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi dan batasan masalah dalam makalah ini dapat di rumuskan sebagai
berikut: Ilmu dan kebudayaan
F.
Manfaat
Hasil dari makalah ini akan memberikan manfaat untuk penulis
sebagai pemenuhan tugas dan untuk mahasiswa lainnya sebagai pedoman untuk
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
ILMU DAN KEBUDAYAAN
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia ilmu itu memiliki arti pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara sistematis berdasarkan metode atau
aturan tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang gejala tertentu
dalam bidang ilmu pengetahuan . Sedangkan Menurut Suria sumantri (2001:3). Ilmu
itu merupakan salah satu hasil pemikirian manusia dalam menjawab sebuah
pertanyaan. Sementara itu, Paul Freedman dalam The Principles of Scientific
Research mendefinisikan ilmu sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang
apabila melakukannya kita memperoleh suatu pengetahuan yang lebih
lengkap dan cermat tentang alam semesta di masa yang lampau, masa sekarang dan
masa yang akan datang, serta suatu kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah
lingkungan serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
Dari beberapa pengertian ilmu diatas maka
dapat kita tarik kesimpulan bahwa ilmu adalah seperangakat pengetahuan yang
merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki metode atau cara tertentu yang
berguna untuk umat manusia agar manusia dapat bermanfaat bagi kehidupannya
sendiri dan bagi kehidupan orang lain di masa sekarang dan dimasa yang akan
datang.
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) yang dapat diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Di dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yang memiliki arti
mengolah atau mengerjakan. Bisa juga diartikan sebagai usaha
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Dibawah ini kami
cantumkan beberapa pengertian budaya menurut para ilmuan antara lain :
1.
Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan satu
keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.
2.
M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan itu mencakup kesatuan
yang meliputi bentuk teknologi social,
ideologi, religi, dan kesenian serta
benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
3.
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem
ide /gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka memenuhi kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan
yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku,
baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang
jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam
hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai.
7.
Francis Merill
a.
Pola-pola perilaku yang di hasilkan
oleh interaksi social
b.
Semua perilaku dan semua produk yang
dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan
melalui interaksi simbolis.
8.
Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan
dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya
simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan
keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat.
Dari berbagai definisi di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa
kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat di dalam pikiran manusia, yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari,
yang bersifat abstrak atau nyata. Sedangkan perwujudan dari kebudayaanya adalah
benda-benda yang merupakan hasil karya yang dibuat oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya yang berupa perilaku dan benda-benda yang sifatnya
nyata, misalnya pola-pola perilaku atau tingkah laku, bahasa sehari-hari,
peralatan yang digunakan dalam kehidupannya, organisasi social, religi, seni,
adat istiadat dan lain-lain, yang kesemuanya itu memiliki tujuan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. HUBUNGAN ILMU DENGAN
KEBUDAYAAN
Ilmu merupakan alat bagi
manusia untuk dapat menyesuaikan diri dan merubah lingkungan, memiliki hubungan
ang sangat erat dengan kebudayaan, ilmu dan kebuadayaan adalah satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan. Menurut Talcot Parsons (Suriasumantri, 1990:272)
dia menyatakan bahwa “Ilmu dan kebudayaan itu saling mendukung satu
sama lain: dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dan kebudayaannya dapat
berkembang dengan pesat, kehidupan masyarakatnya tidak dapat berfungsi
dengan wajar tanpa di dukung perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan”.
Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Pada satu pihak perkembangan ilmu
dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan. Sedangkan di pihak
lain, pengembangan ilmu akan mempengrauhi jalannya kebudayaan. Dengan kata lain
perkembangan ilmu dan kebudayaan itu memiliki dampak yang positif dan dampak
yang negatif.
Keterkaitan atau ketergantungan
ilmu dan kebudayaan dapat dilihat dari berbagai sisi, diantaranya sebagai
berikut:
1. Perubahan
Sosial
Perubahan sosial budaya dalam satu lingkungan masyarakat dapat terjadi bila
sebuah kebudayaan itu melakukan kontak dengan kebudayaan asing atau
kebudayaan lain. Dimana Perubahan sosial budaya merupakansebuah gejala
berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat yang terjadi
sepanjang masa. Perubahan yang terjadi itu sesuai dengan hakikat dan
sifat dasar yang ada pada diri manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan
dalam kehidupannya. Dan pemahaman tentang kebudayaan ituakan mengalami
perubahan erdasarkan ilmu yang diperole atau imu yang mereka pahami
Menurut D. O’Neil, dalam “Processes of Change mengatakan : “Ada tiga faktor
yang dapat mempengaruhi perubahan sosial”:
ü
Tekanan kerja dalam masyarakat
ü
Keepektifan komunikasi
ü
Perubahan lingkungan alam
2. Perubahan
Lingkungan Masyarakat
Perubahan Kebudayaan
juga dapat dipegaruhi oleh timbulnya perubahan lingkungan yang ada dalam
masyarakat, adanya penemuan-penemuan baru, dan adanya kontak dengan kebudayaan
baru yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh berakhirnya kehidupan pada zaman es
berujung pada ditemukannya sistem pertanian, sehingga memancing orang-
orang yang ahi untuk berinovasi dalam bidang kebudayaan.
3. Penetrasi
kebudayaan
Penetrasi kebudayaan
adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kedalam kebudayaan lainnya atau
bercampurnya dua buah kebudayaan atau lebih. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi
dengan dua cara:
a. Penetrasi
damai (penetration pasifique)
Penetrasi kebudayaan dengan jalan damai (penetration pasifique). Misalnya
masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan
masyarakat pada zaman itu terhadap dua kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan
konflik tetapi dua kebudayaan yang berbeda itu memperkaya khasanah
kebudayaan masyarakat pada masanya. Pengaruh kebudayaan hindu dan islam pada
masa itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli kebudayaan yang sudah ada
dalam masyarakat.
Nilai-nilai agama yang terkandung didalamnya berfungsi sebagai salah satu
sumber moral bagi segenap kegiatan yang ada, hakikat semua upaya manusia
dalam lingkup kebudayaan haruslah memiliki tujuan untuk meningkatkan martabat
manusia. Sebab kalau tidak maka hal ini bukanlah proses kebudayaan melainkan
dekadensi/ keruntuhan peradaban dalam hal ini maka agama memberikan arah
dan tujuan sebuah makna atau semacamnya yang memiliki arti yang dapat
membedakan seorang manusia dengan mahluk yang lainnya. Meskipun bidang
ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat tetapi ternyata itu tidak
memberikan kebahagiaan yang hakiki dan ini dapat menyebabkan manusia berpaling
kembali kepada nilai-nilai agama seperti juga seni dengan ilmu maka agama
dengan ilmu itu akan saling melengkapi : kalau ilmu bersifat nisbi dan
pragmatis maka agama adalah mutlak dan abadi. Albert Einstein mengatakan
hakikat ini dengan kata-kata “Ilmu tanpa agama adalah buta, Agama tanpa Ilmu
adalah lumpuh”.
b. Penetrasi
kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak (penetration
violante). Dapat kita contohkan masuknya kebudayaan Asing ke Indonesia pada
zaman penjajahan yang disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan
yang merusak keseimbangan dalam masyarakat yang hidup pada masa itu.
C. PERANAN ILMU
TERHADAP PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN
Ilmu merupakan bagian
dari pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur dari sebuah kebudayaan.
Kebudayaan di sini merupakan satu system nilai, tata hidup dan sarana yang ada
dalam kehidupan manusia.
Ilmu dan kebudayaan
merupakan dua hal yang menempati posisi yang sangat penting, dimana satu
sama lainnya saling tergantung dan saling mempengaruhi. Pada satu sisi
perkembangan ilmu dalam suatu lingkungan masyarakat itu sangat tergantung
pada kondidi kebudayaan yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. Sedangkan
di ssi lain, perkembangan ilmu itu juga akan berpengaruh terhadap
jalannya kebudayaan. Menurut Talcot parsons ilmu dan kebudayaan saling
mendukung satu sama lain. Dalam beberapa tipe lapisan masyarakat ilmu itu
dapat berkembang sangat pesat, demikian pula sebaliknya, lingkungan masyarakat
tidak akan dapat berpungsi dengan baik jika tidak didukung oleh perkembangan
yang sehat dari ilmu dan
penerapannya.
Untuk
mengembangkan kebudayaan nasional ilmu memiliki peranan ganda, yakni :
1. Ilmu
merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan
nasional.
2. Ilmu
merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukkan watak suatu bangsa.
Maka menurut fungsinya, ilmu bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni :
Pertama: ilmu sebagai satu pola berpikir, dan kedua : ilmu sebagai asas
moral. Dalam hal ini kami akan sedikit menguraikan bagaimana ilmu bisa
dikatakan sebagai suatu pola berpikir dan ilmu sebagai asas moral tersebut.
ü
Ilmu
sebagai satu pola pikir
Dikatakan Ilmu merupakan satu pola pikir dimana dalam menghasilkan suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan maka ilmu dapat diandalkan. Berpikir
bukanlah satu-satunya cara untuk menghasilkan pengetahuan, demikian pula dengan
ilmu, Ilmu bukan satu-satunya hasil dari kegiatan berpikir. Ilmu itu
merupakan hasil dari proses berpikir berdasarkan pada langkah-langkah
tertentu atau sering juga kita sebut sebagai cara berpikir ilmiah.
Beberapa karakteristik ilmu dikatakan sebagai salah satu
proses atau syarat berpikir ilmiah adalah :
1. Ilmu
mempunyai peranan sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar
dan bisa dipahami oleh akal manusia .
2. Alur
pola pikir yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada.
3. Pengujian
dapat dilakukan secara empiris sebagai salah satu kriteria kebenaran yang
objektif. Apabila sebuah pernyataan bisa dijabarkan secara logis, dan
telah teruji secara empiris, maka barulah ilmu dapat dianggap benar
secara ilmiah yang nantinya akan memperkaya khazanah pengetahuan ilmiah.
4. Mekanisme
ilmu itu bersifat terbuka terhadap koreksi atau perubahan.
ü
Ilmu
sebagai asas moral
Ilmu merupakan hasil dari kegiatan berpikir untuk mendapatkan pengetahuan
yang benar. Dalam menetapkan suatu pernyataan apakah itu benar atau
salah maka seorang ilmuwan akan menarik kesimpulannya berdasarkan kepada
argumentasi yang terdapat dalam pernyataan itu dan bukan berdasarkan
pengaruh yang berbentuk dari kekuasaan kelembagaan yang mengeluarkan
pernyataan itu.
Kebenaran bagi seorang ilmuwan mempunyai fungsi atau kedudukan yang
universal bagi umat manusia dalam upaya meningkatkan martabat kemanusiaannya.
Dalam perkembangannya filsafat ilmu yang mencakup 3 asfek kajian yaitu,
ontologi, epistemologi, dan aksiologi dan meletakkan kelima unsur manusia yakni
cipta, rasa, karsa, nafsu, dan nurani, yang unifersal tersebut dalam lingkungan
kajian epistemiologi maka dapatlah dibangun ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan
serta cabang-cabangnya sepeti sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi,
dan manajemen, antropologi, serta cabang-cabang keilmuan lainnya.
Kita
harus mengakui bahwa perkembangan ilmu dan kebudayaan itu sangatlah luas, oleh
sebab itu, penulis akan mengulas sedikit tentang perkembangan ilmu di bumi
bagian timur, yaitu :
1. Zaman Islam
Sejak awal kehadirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar
terhadap ilmu. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Allah SWT. Memberikan derajat
yang tinggi terhadap orang yang berilmu, dan Nabi Muhammad SAW. ketika diutus
oleh Allah sebagai rasul, Beliau hidup dalam masyarakat yang terbelakang.
Kemudian Islam datang menawarkan cahaya penerang yang mengubah masyarakat Arab
jahiliyyah menjadi masyarakat yang berilmu dan beradab.
2.Taoisme
Taoisme berasal dari kata tao yang berarti jalan. Pendiri aliran taoisme
adalah Lao Tzu. Tao diidentikkan dengan alam semesta. Segala sesuatu yang ada
di alam semesta ini dipandang sebagai yang satu. Dan yang satu ini adalah tao.
Segala sesuatu diturunkan dari tao. Penganut liran Taoisme mayoritas adalah
penduduk cina. Pengaruh Taoisme terhadap kebudayaan Cina memang
tidak sebesar seperti konfusianisme, akan tetapi Taoisme mempunyai pandangan
metafisik dan spekulatif terhadap kodrat realitas, alam semesta, dan manusia.
Selain itu salah satu pemahaman yang
paling penting dari para Taois adalah kesadaran bahwa transformasi dan
perubahan merupakan gambaran-gambaran esensial dari alam. Para taois melihat
seluruh perubahan dalam alam sebagai manifestasi-manifestasi dari situasi tarik
menarik yang dinamis dari kutb yin dan yang yang berlawanan, dan kemudian
mereka menjadi yakin bahwa setiap pasangan dari kutub tersebut secara dinamis
berhubungan satu sama lainnya.
Tao sebagai satu prinsip mempunyai dua unsur yang berlawanan yakni yin dan
yang. Yin dan Yang ini bisa diartikan sebagai dua sisi yang saling berlawanan
antara terang dan gelap, negatif dan positif, aktif dan pasif, ada dan tidak
ada. Dalam taoisme dualisme ini sangat relatif. Dualisme ini berada
dalam kontradiksi yang mutlak tapi saling melengkapi dalam fungsinya untuk
berbuat apa saja di dunia ini.
3.Konfusianisme
Konfusianisme adalah aliran filsafat yang menjelaskan tentang satu
organisasi sosial, tentang akal sehat, dan pemikiran yang bersifat praktis.
Konfusianisme memberikan sebuah sistem pendidikan dan konvensi-konvensi yang
tegas dari etika sosial kepada masyarakat yang ada di Cina. Konfusianisme
mempunyai tujuan utama untuk membentuk suatu dasar etika untuk sistem
dikalangan keluarga tradisional Cina dengan struktur yang kompleks dan
ritual-ritualnya terhadap pemujaan leluhur. Konfusianisme diterapkan dalam
pendidikan anak-anak dimana mereka harus mempelajari aturan-aturan yang
dibutuhkan bagi kehidupan mereka untuk bisa menyatu dengan masyarakat.
Pemikiran aliran konfusianisme ini dimulai dengan memeriksa dua fungsi
utama manusia yaitu akal budi atau fungsi menilai dan memerintah. Akal
budi dapat dimengerti secara fungsional menitik beratkan pada aktivitas
tertentu yang dilakukan manusia, contohnya menilai sesuatu dan mengarahkan
tindakan.
4.Budhisme
Aliran Budhisme mengajarkan tentang apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
penderitaan sesorang. Inti dari ajaran ini adalah bahwa di dunia ini kita
akan selalu menghadapi masalah, kesedihan, penderitaaan, dan kegelisahan. Maka,
ajaran Budhalah yang akan menghapus semua penderitaan manusia didunia ini.
Selain contoh
perkembangan dari ilmu dan kebudayaan seperti yang penulis uraikan di atas,
kita tidak boleh melupakan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu itu
sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh nilai yang dapat kita ambil dari
hakikat keilmuan yaitu: kritis, rasional, logis, obyektif, terbuka, menjunjung
kebenaran, dan pengabdian universal. Lalu, dimanakah peranan ketujuh nilai
tersebut diatas dapat dilaksanakan dalam pengembangan kebudayaan
nasional?
Pengembangan kebudayaan nasional itu pada hakikatnya adalah perubahan dari
kebudayaan –kebudayaan yang bersifat konvensional ke arah situasi
kebudayaan yang lebih mencerminkan aspirasi dan tujuan nasional yang sesuai
dengan tuntutan zaman yang pada akhirnya pengembangan kebudayaan itu akan
bersifat fungsional.
D. DUA POLA
KEBUDAYAAN
Ada
dua pola kebudayaan yang terbagi kedalam ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.
Raiso de’etre yang menjadi argumentasi pembagian jurusan ini adalah asumsi yang
pertama mengemukakan bahwa manusia mempunyai bakat yang berbeda dalam pendidikan
matematika yang mengharuskan kita mengembangakan pola pendidikan yang berbeda
pula. Asumsi yang kedua adalah yang menganggap bahwa ilmu sosial kurang
memerlukan pengetahuan matematika. Asumsi kedua ini sekarang ini tidak relevan
lagi karena pengembangan ilmu sosial membutuhkan bakat-bakat matematika yang
baik untuk menjadikanya pengetahuan yang bersifat kuantitatif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka dapat kita tarik kesimpulan Ilmu adalah
bagian terpenting dalam membangun dan mengembangkan kebudayaan
nasioanal di suatu negara. Ilmu dan kebudayaan memiliki hubungan ketergantuan
yang tidak dapat dipisah-pisahkan bagaikan mata koin yang terdiri dari dua sisi
yang saling melengkapi. Kebudayaan yang ada dan berlaku di masyarakat harus
dilandasi oleh ilmu, agar kebudayaan yang ada tersebut dapat berkembang
seperti yang seharusnya. Sebaliknya, ilmu itu tidak akan dapat berkembang tanpa
diiringi oleh kebudayaan.
Di Negara Indonesia ada beberapa kalangan tertentu yang memisahkan ilmu menjadi
dua bagian, yakni : Ilmu alam dan Ilmu sosial. Tapi dalam kenyataannnya ilmu
itu tidak boleh dipisahkan karena itu bisa menjadi hambatan psikologi dan
intelektua demi perkembangan keilmuan di negara Indonesia. Perbedaan paham ini
tidak boleh kita biarkan dan harus dihindari, kita harus segera mencari
solusi yang terbaik agar perbedaan itu tidak menjadi penghambat perkembangan
budaya Nasional negara kita.
B. SARAN
Penyusun mengakui makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan keritik dan saran yang dapat membangun dari dosen pengampu dan
rekan-rekan supaya kami bisa lebih baik lagi, dan untuk menambah
pengetahuan kami tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar